Wednesday 11 December 2013

Brody

Sebagai pekerja lepas di Childcare Centre aku mendapat anak-anak yang berbeda di hampir setiap kali mendapat pekerjaan. Minggu lalu aku mendapat pekerjaan tidak jauh dari rumah. Baru pertama kali ini aku kerja disitu. Aku ditempatkan di kelas toddler (usia 1,5 – 2 thn).

Di usia ini, anak-anak masih lugu. Masih mau mendengarkan dan menuruti perkataan pembimbing. Walau bukan berarti tidak ada yang membandel. Di hari pertama, aku mulai memahami satu demi satu anak-anak yang ada disitu. Di hari kedua, ketika sudah waktunya membereskan permainan di halaman, termasuk permainan halang rintang (obstacle course) seperti hari sebelumnya kami (pembimbing) melepas satu demi satu halang rintang. Seorang anak, sebutlah Brody, memegangi salah satu halang rintang itu dan tidak membolehkan aku untuk mengemasinya.

Sebenarnya kami, para pekerja di Childcare Centre punya kode etik pekerjaan dimana kami harus menjaga kerahasiaan anak dan keluarga (clients)ya, dalam arti kami tidak boleh menceritakan masalah anak atau kejadian di centre pada masyarakat. Hal ini tentunya jika semua data diungkapkan sehingga masyarakat tahu persis anak mana yang diceritakan. Itu sebabnya aku tidak menyebutkan identitas asli anak, terlebih lagi nama dan alamat centre.

Kembali pada Brody tadi, di hari ke-3 aku bekerja aku membereskan halang rintang lagi dan kali ini sudah memasukkannya di dalam ruang penyimpanan. Brody masuk ke ruang tersebut dan berusaha memanjat halang rintang tersebut. Aku mengangkat dia menjauh dari halang rintang itu. Dia menangis sejadinya sambil menelungkup di tanah, dan tidak berubah posisi walau aku meyakinkan bahwa dia bisa bermain dengan alat yang sama di hari Senin. Seorang pembimbing lain berteriak dari seberang memanggil Brody berusaha menenangkan … yang mana membuat aku merasa dalam posisi “pembimbing yang kejam.” Seorang pembimbing lain menanyakan “Kenapa dia menangis?” Aku ceritakan apa yang terjadi dan dia berkomentar “Oh, ya sungguh?” Seperti tidak mempercayai ku.



Tahu apa yang terjadi beberapa waktu berikutnya? Aku sedang duduk di sofa membacakan buku cerita ke anak-anak lain, Brody datang entah dari mana dan menjatuhkan wajahnya di pangkuanku sambil menangis. Dia tidak bergeming walau dielus-elus, dihibur … dia tetap menangis dan menempelkan wajahnya di pangkuanku. Kesan yang aku dapat adalah; dia sangat sedih ketika semua permainan dibereskan … tanda centre = tempat dia bergembira akan segera tutup.

Brody adalah anak Indigenous (pribumi yang mana di Australia berarti Aborigin atau Torres Strait Islander). Dari pakaian dan makan siang yang dibekalkan orang tuanya menurutku dia datang dari keluarga miskin sebagaimana rata-rata orang Indigenous. Kalau aku boleh jujur, anak-anak Indigenous benar-benar khas dengan sikap keras kepala dan seolah sangat menikmati memberikan kesusahan pada orang dewasa belum lagi kebiasaan menyumpah. Tapi Brody tidak demikian. Aku membayangkan dia pulang dan mungkin di rumahnya dia punya 2 atau 3 mobil-mobilan rusak. Atau tidak punya sama sekali. Oh ya, tak lama dari insiden menangisnya, Brody harus pulang karena jemputan sudah datang. Dia yang usianya kurang dari 2 tahun tersebut, datang dan pergi dengan bus (minibus). Aku kasihan sekali pada anak ini, tapi sebagai pembimbing ya aku sudah memberikan yang terbaik.  




No comments:

Post a Comment