Tuesday, 12 November 2013

Jalan Murray (: ma-raey) alias Murray Street

Jalan yang satu ini terletak tidak jauh dari tempatku tinggal. Juga relatif tidak jauh dari pusat kota (Cairns). Di jalan “spesial” ini banyak rumah dihuni oleh orang yang mendapat bantuan pemerintah. Apa saja kriteria untuk mendapat bantuan ini, aku tidak tahu. Tapi yang aku tahu adalah sebagian besar penghuni Murray St adalah orang asli Australia (Indegenous). Istilah indegenous di Australia digunakan untuk menyebut orang Aborigin dan Torres Strait. Mereka memiliki ras yang sama, bahkan keduanya sama ras dengan sebagian orang Indonesia Timur.

Jika kalian mengunjungi Cairns atau Darwin yang mana keduanya terletak di bagian utara Australia, maka kalian akan menjumpai orang Indigenous berjalan kaki di setiap sudut kota dan tidur di taman-taman kota. Mereka ini tidak bekerja. Aku tidak mengutip sumber apapun, tapi kalau kalian tanya pada orang Australia tentang hal ini maka jawaban mereka akan kompak mengiyakan sekompak paduan suara :D Tapi tidak semuanya demikian, ada orang indigenous yang bekerja bahkan memiliki karir.

Kembali ke Murray St di jalan ini sering terjadi perkelahian fisik, terutama kalo pihak-pihak yang berseteru sedang mabuk berat. Beberapa kali aku baca di berita lokal, di jalan ini juga terjadi perampokan terhadap bus umum[1]. Ini bukan hal biasa di kota ini. Aku bahkan tidak bisa membayangkan seperti apa dan bagaimana, sebab setiap kali aku naik bus semuanya berjalan teratur jauh lebih teratur dibanding angkutan umum di Indonesia.

Jalan ini jadi terkenal karena ketidak-amanan dan ketidak-nyamanannya. Hasilnya? Properti di jalan ini sangat murah. Sebuah rumah diiklankan dengan harga AU$ 299,000. Di lokasi lain rumah dengan kriteria sama dengan iklan tersebut, dihargai sekitar AU$ 400,000 - 500,000

Oya, secara kebetulan saat aku bekerja sebagai sukarelawan di sebuah pusat informasi turisme, salah satu teman kerjaku yang kemudian menjadi teman dekatku tinggal di jalan tersebut. Dia seorang perempuan Papua New Guinea, bernama J. Secara kebetulan, teman lain, yang ini kenal di gereja, seorang perempuan Aborigin bernama Y tinggal di Murray St bersama 2 anaknya.

Dari seluruh alamat se- kota ini, kalau aku harus memilih, aku tidak akan mau punya kaitan apa-apa dengan orang yang beralamat di Murray St. Sudah sifat alamiku bahwa aku tidak mau cari perkara. Apalagi di negeri orang. Tapi cerita hidup tidak sesederhana itu. Saat kenal J, tinggal dimana menurutku bukan hal yang penting. Dia orang yang baik dan ramah, enak diajak ngobrol. Saat tahu dia tinggal di Murray St, itu bukanlah masalah sebab aku sudah kenal seperti apa dia. Hal yang sama terjadi dengan Y sewaktu aku baru kenal dia di gereja.

J pernah sangat frustasi tinggal di jalan ini. Dia sempat kemalingan 2 kali. Di kedua kejadian itu keluarganya kehilangan (untuk sementara) tiga mobil mereka. Uang dan segala isi dompet lenyap selamanya. Polisi mengetahui pencurinya yang adalah tetangga sebelah J, dan menangkap mereka. Jadi mobil bisa dikembalikan. Tapi siapa yang mau punya kejadian seperti ini hingga lebih dari sekali? Sangat bisa dimengerti perasaan khawatir J tinggal bertetangga dengan orang-orang yang bisa


[1] Di Cairns dan juga di kota-kota lain, bus dioperasikan oleh perusahaan bus Sun Bus yang melayani seluruh kota Cairns. Untuk keluar kota ada beberapa perusahaan lain tergantung kota tujuannya

membahayakan dia dan keluarganya. Menurut J, kadang dalam sehari bisa 3 rumah tangga berkelahi. Tentunya J tahu karena perkelahian tersebut membuat berisik dan melibatkan teriakan-teriakan. Dengan kejadian-kejadian ini, J sering kali kelihatan kesal luar biasa dengan orang Indegenous. Walau sebenarnya, mereka satu nenek moyang.

Lain lagi kejadiannya dg Y. Di saat kota ini menyelenggarakan festival tahunan, salah satunya festival membakar ladang tebu aku melihat kedua anaknya diantara ratusan orang yang hadir di ladang tersebut, aku sempat menyapa mereka. Waktu aku ke festival ini aku bersama keluarga teman Jn, seorang anak perempuannya, pasangannya (partner) dan ibunya. Selang beberapa lama baru terlihat Y sedang ngobrol dengan orang yang terlihat berdarah campuran, mungkin keluarganya. Aku juga sempat menyapa dia.

Sekitar 3 jam kami disitu menunggu pembakaran ladang tebu. Saat akhirnya pembakaran dimulai, api sangat cepat merambat, namun juga cepat padam. Sebelum api benar-benar padam di tepi ladang, kami buru-buru kabur sebelum asap menguasai seluruh udara.

Eh, sesampai di mobil anak dari temanku ini mencari-cari i-pod nya dan ternyata memang hilang. Dia menangis. Kami kembali ke tempat kami tadi duduk dan mencari, tapi tidak menemukan. Esok harinya, Jn mengabari aku. Dia bilang, “temanmu” menghubungi aku memberitahu bahwa mereka menemukan i-pod anakku. Lantas Jn menjemput i-pod tersebut ke Murray St. Dia berkomentar; tidak mengira orang dari Murray St akan mengembalikan i-pod (I was surprise someone from Murray st. return the i-pod) harga i-pod nya berkisar Au$ 400 cukup mahal bahkan bagi ukuran orang Australia. Aku sendiri kaget luar biasa … dari ratusan orang di festival tersebut, Y lah yang menemukan. Oya, menurut  Chelsea anak teman yang kehilangan i-pod, dia memasukkan i-pod nya ke saku tas tapi mungkin meleset. Saat kami duduk tidak ada yg mendekati kursi lipat kami, jadi ya … mungkin memang itu yang terjadi.
Sugar Cane Burn Festival, Yorkeys Knob, Cairns 
Peta Murray St. Cairns

No comments:

Post a Comment