Jalan yang satu ini terletak tidak jauh dari tempatku
tinggal. Juga relatif tidak jauh dari pusat kota (Cairns). Di jalan “spesial”
ini banyak rumah dihuni oleh orang yang mendapat bantuan pemerintah. Apa saja
kriteria untuk mendapat bantuan ini, aku tidak tahu. Tapi yang aku tahu adalah
sebagian besar penghuni Murray St adalah orang asli Australia (Indegenous). Istilah indegenous di
Australia digunakan untuk menyebut orang Aborigin
dan Torres Strait. Mereka memiliki
ras yang sama, bahkan keduanya sama ras dengan sebagian orang Indonesia Timur.
Jika kalian mengunjungi Cairns atau Darwin yang mana
keduanya terletak di bagian utara Australia, maka kalian akan menjumpai orang Indigenous berjalan kaki di setiap sudut
kota dan tidur di taman-taman kota. Mereka ini tidak bekerja. Aku tidak
mengutip sumber apapun, tapi kalau kalian tanya pada orang Australia tentang
hal ini maka jawaban mereka akan kompak mengiyakan sekompak paduan suara :D Tapi
tidak semuanya demikian, ada orang indigenous
yang bekerja bahkan memiliki karir.
Kembali ke Murray St di jalan ini sering terjadi perkelahian
fisik, terutama kalo pihak-pihak yang berseteru sedang mabuk berat. Beberapa
kali aku baca di berita lokal, di jalan ini juga terjadi perampokan terhadap
bus umum[1].
Ini bukan hal biasa di kota ini. Aku bahkan tidak bisa membayangkan seperti apa
dan bagaimana, sebab setiap kali aku naik bus semuanya berjalan teratur jauh
lebih teratur dibanding angkutan umum di Indonesia.
Jalan ini jadi terkenal karena ketidak-amanan dan
ketidak-nyamanannya. Hasilnya? Properti di jalan ini sangat murah. Sebuah rumah
diiklankan dengan harga AU$ 299,000. Di lokasi lain rumah dengan kriteria sama
dengan iklan tersebut, dihargai sekitar AU$ 400,000 - 500,000
Oya, secara kebetulan saat aku bekerja sebagai sukarelawan
di sebuah pusat informasi turisme, salah satu teman kerjaku yang kemudian
menjadi teman dekatku tinggal di jalan tersebut. Dia seorang perempuan Papua
New Guinea, bernama J. Secara kebetulan, teman lain, yang ini kenal di gereja,
seorang perempuan Aborigin bernama Y tinggal di Murray St bersama 2 anaknya.
Dari seluruh alamat se- kota ini, kalau aku harus memilih,
aku tidak akan mau punya kaitan apa-apa dengan orang yang beralamat di Murray
St. Sudah sifat alamiku bahwa aku tidak mau cari perkara. Apalagi di negeri
orang. Tapi cerita hidup tidak sesederhana itu. Saat kenal J, tinggal dimana menurutku
bukan hal yang penting. Dia orang yang baik dan ramah, enak diajak ngobrol.
Saat tahu dia tinggal di Murray St, itu bukanlah masalah sebab aku sudah kenal
seperti apa dia. Hal yang sama terjadi dengan Y sewaktu aku baru kenal dia di
gereja.
J pernah sangat frustasi tinggal di jalan ini.
Dia sempat kemalingan 2 kali. Di kedua kejadian itu keluarganya kehilangan
(untuk sementara) tiga mobil mereka. Uang dan segala isi dompet lenyap
selamanya. Polisi mengetahui pencurinya yang adalah tetangga sebelah J, dan
menangkap mereka. Jadi mobil bisa dikembalikan. Tapi siapa yang mau punya
kejadian seperti ini hingga lebih dari sekali? Sangat bisa dimengerti perasaan
khawatir J tinggal bertetangga dengan orang-orang yang bisa
[1] Di
Cairns dan juga di kota-kota lain, bus dioperasikan oleh perusahaan bus Sun Bus
yang melayani seluruh kota Cairns. Untuk keluar kota ada beberapa perusahaan
lain tergantung kota tujuannya
membahayakan dia dan keluarganya. Menurut J, kadang dalam
sehari bisa 3 rumah tangga berkelahi. Tentunya J tahu karena perkelahian
tersebut membuat berisik dan melibatkan teriakan-teriakan. Dengan
kejadian-kejadian ini, J sering kali kelihatan kesal luar biasa dengan orang Indegenous. Walau sebenarnya, mereka
satu nenek moyang.
Lain lagi kejadiannya dg Y. Di saat kota ini
menyelenggarakan festival tahunan, salah satunya festival membakar ladang tebu
aku melihat kedua anaknya diantara ratusan orang yang hadir di ladang tersebut, aku sempat menyapa mereka. Waktu aku ke festival ini aku bersama keluarga teman Jn,
seorang anak perempuannya, pasangannya (partner) dan ibunya. Selang beberapa
lama baru terlihat Y sedang ngobrol dengan orang yang terlihat berdarah
campuran, mungkin keluarganya. Aku juga sempat menyapa dia.
Sekitar 3 jam kami disitu menunggu pembakaran ladang tebu.
Saat akhirnya pembakaran dimulai, api sangat cepat merambat, namun juga cepat
padam. Sebelum api benar-benar padam di tepi ladang, kami buru-buru kabur
sebelum asap menguasai seluruh udara.
Eh, sesampai di mobil anak dari temanku ini
mencari-cari i-pod nya dan ternyata memang hilang. Dia menangis. Kami kembali
ke tempat kami tadi duduk dan mencari, tapi tidak menemukan. Esok harinya, Jn
mengabari aku. Dia bilang, “temanmu” menghubungi aku memberitahu bahwa mereka
menemukan i-pod anakku. Lantas Jn menjemput i-pod tersebut ke Murray St. Dia
berkomentar; tidak mengira orang dari Murray St akan mengembalikan i-pod (I was
surprise someone from Murray st. return the i-pod) harga i-pod nya berkisar Au$
400 cukup mahal bahkan bagi ukuran orang Australia. Aku sendiri kaget luar
biasa … dari ratusan orang di festival tersebut, Y lah yang menemukan. Oya, menurut Chelsea anak teman yang kehilangan i-pod, dia
memasukkan i-pod nya ke saku tas tapi mungkin meleset. Saat kami duduk tidak
ada yg mendekati kursi lipat kami, jadi ya … mungkin memang itu yang terjadi.
Sugar Cane Burn Festival, Yorkeys Knob, Cairns |
Peta Murray St. Cairns |
No comments:
Post a Comment